Wednesday, March 8, 2017

ACARA HOME STAY 2017



HOME STAY 2017
Sekolah bukanlah satu-satunya tempat untuk belajar dan mengembangkan potensi akademik maupun nonakademik siswa. Sebagai bagian dari lingkaran pembentukan karakter, sekolah dan orang tua sebagai salah satu stake holder mempunyai kewajiban secara bersama-sama mengembangkan pola pembelajaran di luar sekolah yang erat kaitannya dengan pembentukan karakter ini.
Salah satu cara yang digunakan sekolah saya adalah dibuatnya Program Homestay. Program yang dirancang khusus dengan mencari rumah-rumah penduduk di suatu daerah tertentu untuk dijadikan tempat tinggal sementara bagi siswa, berlangsung tiga sampai empat hari. Bertujuan untuk melatih empati siswa, meningkatkan kecerdasan emosional mereka, dan belajar melakukan penelitian ilmiah sederhana di lingkungan yang mereka kunjungi.
Program ini merupakan salah satu program yang dengan sadar dilakukan oleh sekolah dengan mengajak semua pihak yang secara langsung berhubungan dengan program ini untuk bersama-sama memberikan pelajaran bagi siswa dalam bentuk apapun. Sebagai gambaran, program homestay yang dilakukan oleh siswa meliputi beberapa kegiatan yang melibatkan mereka baik secara kepanitiaan kecil maupun siswa secara keseluruhan:
1. Panitia siswa membuat proposal yang isinya merupakan rancangan kegiatan Homestay secara keseluruhan. Keterlibatan langsung akan terjalin antara siswa dan guru pembimbing. Di sini anak-anak akan belajar bagaimana membuat proposal kegiatan yang ditujukan untuk sekolah, orang tua, yayasan, dan perusahaan-perusahaan sponsor. Biasanya mereka akan mencari sendiri perusahaan-perusahaan yang bersedia. Mereka, bahkan mencari sendiri hadiah-hadiah untuk adik-adik kecilnya di lokasi homestay hingga Pasar Asemka, Jakarta Kota.
2. Panitia siswa melakukan survey dan mencari tempat yang tepat untuk dijadikan basis homestay. Pencarian tempat harus memenuhi syarat yang sebelumnya telah disepakati. Biasanya, sesuai tujuannya untuk melatih empati dan bagaimana berperilaku di rumah orang lain yang berbeda dengan lingkungan mereka, rumah yang mereka akan tempati harus mempunyai orang tua asuh yang bekerja. Entah itu pedagang, petani, ataupun profesi lainnya. Di lingkungan tersebut diupayakan ada sekolah yang biasanya dijadikan tempat bagi siswa untuk mengajar. Pada kesempatan survey ini, siswa berinteraksi langsung dengan aparat pemerintahan seperti Kepala Desa, Ketua RW, Ketua RT, atau Kepala Sekolah, Kepala Puskesmas, Ketua Karang Taruna, dan siapa saja yang berkaitan dengan program homestay yang akan mereka lakukan.


Memburu hadiah di Pasar Asemka Jakarta untuk hadiah bagi anak-anak di lokasi homestay
3. Siswa yang tidak menjadi panitia akan dibagi-bagi ke dalam beberapa kelompok, di mana mereka akan melakukan kegiatan yang berbeda setiap harinya di tempat mereka homestay. Misalnya, hari pertama:
Kelompok 1, 2 dan 3 akan ke sekolah dasar yang ada di sekitar lokasi homestay untuk melakukan kegiatan motivasi ringan dan memberikan pelajaran tambahan plus games kepada para siswa. Di sini mereka akan berinteraksi langsung dengan siswa SD dan guru-guru di sekolah tersebut. Mereka merasakan bagaimana susahnya menjadi guru yang harus mengatur anak-anak didik dengan susah payah.
anak-anak “menjadi guru ” di SD terdekat

Bersama dengan siswa siswi SDN Gunung Picung 07
Kelompok 4 dan 5 akan mengikuti orang tuanya bekerja. Makanya, profesi yang dicari adalah profesi yang bisa diikuti oleh siswa. Contoh, ketika mereka homestay di Pangalengan yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai pemetik teh, sedari jam 4 pagi anak-anak sudah berangkat naik bukit untuk ikut orang tuanya memetik teh. Pulang dari bukit, mereka tak henti-hentinya merasa takjub dengan beratnya pekerjaan orang tua asuh mereka, sementara penghasilan yang diperolehnya setiap hari tidaklah banyak. Bahkan, menurut perhitungan mereka, uang jajan yang mereka terima dari orang tuanya setiap hari masih lebih banyak ketimbang penghasilan para pemetik teh ini. Mereka lalu membayangkan bagaimana pula orang tuanya bekerja seharian dari subuh hingga malam baru tiba di rumah. Sebuah pelajaran berharga yang kami harap dapat mereka petik tentang bagaimana menghargai orang tua dan pengorbanannya selama ini.

4. Panitia siswa akan mencari sponsor untuk membantu pendanaan. Dana ini biasanya dipakai untuk membantu warga membuat WC umum, memperbaiki musholla, dan sebagainya. Bantuan orang tua juga bisa disalurkan dalam bentuk barang atau obat-obatan untuk puskesmas. Di sini siswa akan berhubungan dengan pihak perusahaan yang akan menjadi sponsor dan orang tua. Mereka juga akan saling membantu untuk proses pendistribusian bantuan ini.
5. Sebagai pertanggungjawaban akan kegiatan yang telah mereka lakukan, panitia harus membuat laporan kegiatan dan laporan keuangan. Siswa dituntut untuk melaporkan sejujur-jujurnya dan seteliti mungkin tentang apa dan berapa dana yang sudah mereka keluarkan.
6. Seluruh siswa, secara perkelompok akan melakukan penelitian ilmiah tentang apa yang mereka temukan di lokasi homestay. Misalnya, ketika homestay di Pangalengan, siswa meneliti tanaman obat apa saja yang tumbuh di sana, atau siswa meneliti bagaimana perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah berangkat ke gunung.

anak-anak putri membuka kelas berhijab untuk para ibu di musholla

Anak-anak putri juga membuka kelas Tari Saman untuk anak-anak di Lokasi Homestay
Nah. Beginilah program homestay yang biasa kami lakukan setiap tahun. Beberapa kegiatan tentu saja akan disesuaikan dengan lokasi yang kami singgahi. Diharapkan, interaksi yang terjadi dari adanya perbedaan tingkat perekonomian, pekerjaan, kebiasaan, atau apapun yang mereka jumpai di rumah tinggal sementara mereka, dapat memberikan pelajaran berharga bagi pembentukan sikap dan perilaku mereka.

Siswa harus beradaptasi dengan MCK penduduk di Desa Gunung Picung Bogor
HOME STAY
Adaptasi yang harus mereka lakukan ternyata tidak mudah. Semisal, ketika toilet di rumah mereka begitu nyaman, sementara tempat MCK penduduk yang mereka datangi sangat minim dan bahkan dilakukan dalam tempat yang sama atau tidak layak, mengharuskan mereka bangun lebih pagi untuk mandi lebih pagi juga dalam keadaan masih gelap.
Jika di rumah mereka masih merengek untuk mengganti menu masakan, di tempat yang mereka kunjungi, mereka makan seadanya. Bahkan dari hari ke hari kadang-kadang mereka menemukan lauk yang dimakannya sama, yaitu rebusan daun singkong dan sambal terasi. Dengan begitu, mudah-mudahan mereka tak lagi menyia-nyiakan nasi ransum di sekolah yang kadang tak habis mereka makan dan dibuang percuma.
Jika tiap hari mereka masih datang terlambat untuk tiba di sekolah, walaupun dengan kendaraan yang mereka bawa, di rumah orang tua asuh, mereka mendapati adik-adik kecilnya berjalan kaki berkilo-kilometer jauhnya untuk tiba di sekolah tanpa terlambat bahkan sejak matahari belum menyembulkan dirinya.
Sebagai guru, saya percaya benar, pembelajaran yang hakiki adalah ketika dia sudah menyentuh relung hati nurani yang paling dalam. Ketika nurani itu bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Ketika nurani itu mampu mengajak kepada suatu pekerjaan yang bermanfaat buat orang banyak
tapinya.. karena kamu sudah di izinkan tinggal di sana, secara GRATIS. mereka juga minta tolong sama kamu untuk membantu mereka. Bantunya kira-kira apa aja, nih? Jadi, para Host Family ini biasanya punya anak kecil. Nah, kamu dimintain tolong untuk jadi "kakak" buat anak2nya. Ngajak main mereka, ngejagain, nganterin ke TK klo udah msk TK, bantuin ngerjain PR klo bisa. Sama, tugas-tugas rumah tangga ringan. Seperti nyuci, nyetrika, masak, bersiin rumah. :D Tapi jangan khawatir, kalau kalian milih negara maju, di sana itu serba canggih. jadi klo nyuci2 gt paling tinggal masukin ke mesin, terus kering sendiri. Nyapu ga pake sapu, pakenya vacuum cleaner. Malah klo kalian dapet keluarga yang cukup kaya, biasanya mereka punya pembantu yang datengnya seminggu sekali buat beres-beres seluruh rumah. Tapi kalau di minta tolong beres-beres rumah, biasanya vacuum cleaner sebentar, memasukkan cucian piring ke dalem mesin pencuci piring, merapikan mainan yang diberantakin sama ade-ade asuhnya, ya gitu-gitu aja sih...hehe Nah, buat para cwo2 yg pada homestay biasanya tugasnya agak banyak. Mungkin kayak, motong rumput di halaman, atau bersiin salju di depan rumah atau apalagi saya kurang begitu tau persis klo kerjaan cwo yg keluarga asuh sana minta hehe Homestay ini biasanya di kenal namanya itu AU PAIR. Inget AU PAIR, ya. Jadi Au pair ini, nama bekennya buat anak-anak yg pada homestay. Itu asal katanya dari prancis, cuma sudah umum di pake di negara-negara lain. Jadi anak-anak yang pada homestay itu biasanya di sebutnya, anak-anak Au pair. Program Au pair ini sudah tersebar ke banyak negara. Jadi tergantung kamu milihnya mau ke negara mana. Misalnya, contohnya saya pengennya ke jerman. Berarti cari orang tua asuhnya ke Jerman jangan ke Amerika. Kan ga nyambung :p Syaratnya juga beda-beda setiap negara. Tapi secara umum, setidaknya kamu HARUS sudah bisa dasar bahasa negara yg kamu tuju. Kayak saya pengen homestay ke jerman, berarti saya harus bisa minimal level dasar A1 bahasa Jerman. kenapa begitu? Soalnya, kalau ga bisa sama sekali, kasian dong orang tua asuhnya komunikasi sama kamu gimana. Dan biasanya agak repot kalo komunikasi sama anak-anaknya. Nanti pada akhirnya, jadi frustasi sendiri. Kan jadi ga nyaman homestaynya. Intinya, homestay itu bukan cuma modal nekat. Tapi harus di rencanakan juga segala sesuatunya. Biar nanti ketika pulang ke Indonesia, ada pengalaman yang berkesan. Jadi ga percuma, homestay satu tahun di negeri orang :) Saya kurang tahu kalau homestay di negara lain. Tapi kalau negara pilihan kamu Jerman, Austria, Swiss, pasti sertifikat bahasa jadi syarat utama mengurus visa di kedutaan. Tanpa sertifikat, visamu ga akan di urus. Yang terpenting dalam rencana homestay kamu, harus “pelajari” dulu negara tujuan dan calon keluarga asuhmu. Karena disini kan, statusnya kamu belum pernah ketemu dan belum pernah kenal sama keluarga asuhmu nanti. Jadi, sebelum kamu memilih negara tujuan dan calon keluarga asuh, banyak yang harus dipertimbangkan dan dipelajari :) Nah, pelajari apa maksudnya? Jadi kamu harus lihat, negara yg dituju aman atau tidak buat homestay. Kamu itu Au pair bukan Nanny yaa..jadi kamu itu levelnya bukan pembantu. INGET BUKAN PEMBANTU. Kalau kamu diperlakukan kayak pembantu, HARUSNYA bisa protes. Naahh, kamu harus tau negara yang kamu tuju, pemerintahnya kira-kira bakal nanggepin protesmu ga. Terus keluarga asuhmu nanti, menghargai agamamu ga. Kalau islam misalnya, di izinkan shalat, puasa, ga? itu PENTING loh ya.. soal makanan juga. mereka menghargai kamu ga, klo kamu ga boleh minum alkohol atau makan-makanan haram kayak babi, dll. Jangan sampai, kalau sudah sampai sana. Kamu ga diizinkan sholat. Pas puasa, makanan buat sahur ga di sediain. Terus di paksa makan babi. Di suruh minum alkohol sebangsa bir atau wine. Kan bahaya juga tuh.. Nah, nyari keluarga asuh atau Host Family itu setau saya ada 3 Jalan : 1. Bisa pake agent. Jadi di cariin sama agent. Kamu tinggal nunggu kabar. 2. Nyari sendiri via website. usahanya lebih kenceng klo nyari sendiri. soalnya, segala sesuatunya kita urus sendiri. 3. Bisa ikutan program kayak AFS gitu. Biasanya, buat anak-anak SMA. Tapi ini rada ribet, karena harus tes macem2. Dr tes tulis, wawancara, dll. Saya pernah ikutan soalnya, dan ga lolos dari mulai tes tahap awal.ahahaha #kacau :p Btw, Semua itu ada untung-ruginya yaa.. Pake agent itu, biasanya kamu harus bayar. Dan kalau dihitung-hitung, kayaknya nggak murah juga. Cuma, klo kamu ternyata dapat keluarga yang ga enak alias kamu ga cocok, biasanya bisa protes ke agent dan minta tolong di cariin keluarga asuh baru. Kabar terbaru yang saya dengar dari teman saya, katanya ada agent yang gratis ga bayar. Tapi masalah mereka terpecaya atau tidak, saya sendiri kurang tahu :p Nah, kalau saya modal nekat nyari sendiri via website. Pastinya bukan asal website. sebelum saya memutuskan daftar di web itu, saya cari tahu dulu website ini bener-bener terjamin atau tidak. Saya sampe nanya ke guru les saya, sama temen-temen saya yg pada pake website ini dan ternyata emang oke. Yaudah saya daftar deh.. Keuntungan dari web ini adalah prosesnya ga lama. Kalau kamu jago buat deskripsi pribadi atau jago promosiin diri sendiri, bahwa kamu memang pantes jadi anak asuh mereka, pasti dapetnya cepet. Kalau saya pribadi, prosesnya cuman satu bulan. Awal november daftar, Desember sudah dapat. Ada juga teman saya, sudah tiga bulan daftar, ga dapat-dapat. Klo sudah seperti itu, saran saya sih mending baca lagi profilemu nya. Bisa jadi, deskripsi pribadinya terlalu berlebihan, terlalu panjang, terkesan mengada-ada, terlalu sedikit, atau bahkan sudah nulis panjang-panjang, tapi ga menggambarkan dirimu. Kemungkinan lain adalah kamu jarang online di website itu. Percobaan iseng-iseng saya adalah semakin sering saya log in di website itu, profile saya selalu ada di halaman pertama dan paling atas pula. Perlu kalian ingat ya, biasanya para calon orang tua asuh itu sibuk dan ga punya waktu banyak untuk buka-buka profile Au pair yang jumlahnya ribuan. Jadi, klo profilemu kelempar ke halaman belakang, ya calon orang tuanya males juga, buka sampai halaman belasan gitu kan. Jadi ujung-ujungnya ga ada keluarga yang milih kamu. Kan sayang... Paling oke, adalah udah deskripsi diri kamu bagus, di halaman paling atas pula. Udah deh, saya yakin itu yang mau banyak. Saya sudah membuktikan sendiri, kok. Ujung-ujungnya saya yang bingung mau pilih keluarga yang mana karena jadinya di rebutin banyak calon keluarga asuh hehe Nah, kerugiannya adalah kamu jadi capek. karena semua kamu yang ngurus sendiri. Ga ada perantara dari agent. Dari mulai jawab email, ngurus visa, dan paling parah adalah kalo ditolakin banyak keluarga asuh. Saya pribadi, di tolak calon keluarga asuh sampai puluhan kali hehe Terus kalau pun sudah dapat keluarga dan ternyata setelah tinggal bareng mereka, kamunya ga cocok, ga ada yang bantuin buat pindah keluarga. Kamu yang harus susah payah nyari keluarga baru atau dibantuin dicariin keluarga baru sama keluarga asuh kamu yang sekarang. Tapi jangan berharap 100% di bantuin nyari keluarga baru sama keluarga asuh kamu yg sekarang, bisa jadi merekanya justru ga peduli. Kamu harus berusaha nyari sendiri. Beda-beda tiap keluarga. Intinya, homestay itu keuntungannya banyak sebenernya..tapi tergantung dari pribadi kita masing2 juga. harus diingat keluarga di sana ga 100% baik. pasti ada postif ada negatifnya. ada sifat mereka yg ga kamu suka dan ada sifat mereka yg kamu suka. begitu juga sebaliknya. tergantung penerimaan kamu. lapang dada atau tidak menerima kekurangan mereka. jangan terlalu berharap dapet keluarga yg perfeksionis. pasti kecewa ujung2nya. toh, di keluarga aslimu juga ibu sama ayah kamu kan ada beberapa sifat yg ga kamu suka, ada juga sifat yg kamu suka dr orang tuamu. sama aja, keluarga asuh kamu nanti juga gitu. :) ada yg keluarganya baik, tapi anaknya nakaaaallll banget. ada yg anaknya lucuuu, orang tuanya ngeseliiinn banget. macem2 deh pengalamannya.. Inget aja setiap kejadian itu pasti ada hikmahnya... klo kamu bisa memandang segala macam bentuk kejadian dari segi positifnya, pasti homestay di sana akan terasa menyenangkan. percaya deh..klo kamu kerjaannya ngeluhh terus, pasti di sana ga nyampe sebulan udah nangis-nangis minta pulang. keluarga di sana kesel, kamunya juga ga betah. kan ga enak. So please, saran saya sebelum memutuskan buat homestay, mental sama motivasimu, buat pergi ke negara tujuan kalian nanti, di tingkatin dulu. Ingat, di sana kulturnya beda. orang-orangnya juga beda. mereka ga bisa berubah sebagaimana maunya kamu. Kalo kamu pengen mereka berubah, kamunya dulu yg berubah. Misalnya, "Ooh, mereka ga suka klo saya jawabnya kayak gini. Berarti saya harus kayak gini." atau "Ooh, menurut mereka omongan saya terlalu keras, berarti sekarang klo ngomong sama mereka harus lebih pelan, lebih lembut." Mulailah dari diri kita sendiri dulu. Banyak ngobrol atau diskusi sama keluarga asuhmu. Apa yang ga kamu suka, apa yang mereka suka, mereka pengen kamu kayak gimana, kamu berharap mereka kayak gimana, dll. Intinya, kalau kamu ingin dicintai oleh orang lain, kamu juga harus mencintai mereka lebih dulu. kalau kamu pengen keluarga itu sayang sama kamu, ya kamu harus sayang juga sama mereka. klo kamu pengennya di sayaang mulu, tapi ga pernah sayang sama orang lain. Ya siapa juga yg mau sayang sama kamu. ya nggak? :D So, selamat mencoba dan selamat berjuang buat yang kamu-kamu yang pada mau mencoba ikutan homestay. Semoga mendapatkan keluarga yang terbaik. Berdoa yang kenceng, karena itu faktor penting kalian nanti dapet keluarga asuh yang enak atau nggak hehe Good Luck! :)

Share:

0 comments:

Post a Comment

Translate

Powered By Blogger

VIEW

Blog Archive